Langsung ke konten utama

Menelusuri Jejak KOMPAK


Tak Jelas Kapan Berdiri, Tiba-tiba Berakhir

Prelude

Di akhir semester 1 masa kuliah saya, saya berpikir untuk punya kendaraan ramah lingkungan. Saya nekat beli sepeda tanpa pandang spesifikasi, MTB Polygon Monarch 1.0 2013 seharga 1,5 jutaan dengan tumbal tabungan saya yang cuma sisa 200 ribu untuk hidup seminggu. Saya beli sepeda karena terobsesi dengan film Premium Rush, rasanya seru membelah jalanan perkotaan dengan sepeda, meskipun itu tidak terwujud di awal-awal penggunaan sepeda. Ada sesuatu yang unik, karena saya belum pernah coba sepeda yang ditujukan untuk olahraga (selama ini cuma nyoba sepeda jengki di Gombong atau BMX zaman saya SD).
Sepeda yang awalnya saya inginkan untuk transportasi saya entah ke Amplaz, ke mana saja di kota Jogja, akhirnya hanya saya gunakan dari kos kampus atau buat beli makan dekat kampus. Itu pun beberapa bulan kemudian saya telantarkan sepeda saya di pojokan parkiran kos. Suatu hari kakak saya bilang “Coba sepedanya dibuat ke mana gitu, sayang aja beli sepeda kalo cuma buat ngampus.” Akhirnya saya sempat ikut JLFR dan fun bike di Akakom.
Hingga suatu hari saya melihat ada mahasiswa yang juga bawa sepeda ke kampus, kebetulan juga sekelas, saya ajak saja untuk bersepeda bersama. Kemudian ada teman yang juga tertular hobi bersepeda. Akhirnya saya bersama tiga teman saya, Nawawi, Jaya dan Said membentuk komunitas kecil. KOMPAK.

Where it all began ...

KOMPAK adalah akronim dari Komunitas Sepeda Akakom. Kami berempat sepakat membentuk KOMPAK karena melihat potensi pesepeda di Akakom melihat dari jumlah sepeda yang terparkir di kampus. Saya membuat logo dan strategi persuasi mulai dirembuk bersama.
Logo KOMPAK
Kami membahas rute pertama di kelas atau di manapun kami berkumpul. Targetnya rute di bawah 10 kilometer dari kampus. Kami (saya) masih takut dengan jarak. Kemudian kami putuskan untuk bersepeda ke Candi Sambisari yang jaraknya sekitar 7 km. Riding perdana KOMPAK terlaksana pada malam minggu, tepatnya 4 April 2015 sore hari. Waktu sore dipilih karena ada anggota KOMPAK yang sulit bangun pagi.
Said bertugas sebagai divisi publikasi dengan membuat poster. Poster dicetak kecil dan diselipkan ke sepeda-sepeda yang diparkir di kampus, dengan izin penjaga parkir tentunya. Rasanya aneh sekali meninggalkan poster-poster di sepeda, pun itu tidak dibaca karena tidak ada tambahan anggota di hari H.
Jujur, riding perdana terasa agak jauh menurut saya. Setelah separuh perjalanan berangkat, saat masuk Jalan Sambisari, saya cukup kelelahan dan berhenti sejenak untuk minum. Sampai di lokasi, tubuh saya cukup berkeringat dibanding yang lain. Kemudian saat pulang, kaki saya bergetar dan terasa berat untuk menaiki tangga ke kamar kos saya yang ada di lantai 2.

Riding ke Candi Sambisari (4 April 2015)
💡Fun Fact Mungkin ini riding pertama saya merasakan upgrade pertama kali sejak saya beli sepeda. Awalnya Monarch menggunakan fork rigid, yang kemudian saya ganti dengan fork bersuspensi, RST Gila.


Make the Community Alive

Setelah riding perdana, kami berencana untuk merutinkan kegiatan bersepeda, berikut perjalanan singkat KOMPAK, riding demi riding (yang sempat terdokumentasi)
Riding ke Embung Tambakboyo (23 Mei 2015)
Jarak waktu pelaksanaan cukup jauh sejak riding perdana. Personil berkurang dan berganti dengan Kresno. Lagi-lagi rute pendek (5 km) dan banyak yang belum bisa bangun pagi.
Kemudian saya berdiskusi dengan Jaya dan Said untuk kembali mempersuasi pesepeda yang ada di kampus dengan mengadakan riding berikutnya. Entah bagaimana diskusinya akhirnya diputuskan untuk destinasinya adalah Lava Bantal. Divisi publikasi segera membuat poster dan meminta izin dari BEM karena kebetulan Said anggota organisasi kampus.
Poster Riding Lava Bantal
Grup sudah dibentuk di Facebook dan saya dilempari tanggung jawab sebagai narahubung. Poster ditempelkan di papan pengumuman kampus. Surprisingly, poster kali ini mendapat tanggapan dari mahasiswa. Ada beberapa orang menanyakan kegiatan riding dan ingin bergabung. Dari jadwal di poster jam 6 pagi, diundur jadi sore karena suatu alasan, saya lupa kenapa. Destinasi kali ini jaraknya 8 km dari kampus.
💡Fun Fact Tanggal berdirinya KOMPAK di poster adalah 4 Maret 2015. Saya juga kurang tahu kenapa tanggal itu dipilih sebagai tanggal berdiri KOMPAK, karena setelah saya telusuri, ride pertama KOMPAK di Candi Sambisari itu tanggal 4 April 2015.


Riding ke Lava Bantal (14 Oktober 2015)
Tampak bahwa Jaya dan Said sudah beli jersey. Seingat saya mereka beli di event fun bike yang saya tidak ikuti. Namun kali ini belum ada seorangpun dari anggota KOMPAK mengenakan perlengkapan standar bersepeda yaitu helm.
Faktanya, sejak KOMPAK dibentuk, inilah riding dengan peserta terbanyak yang hampir membuat kami optimis komunitas ini akan terus tumbuh.



Tanjakan Pertama

Riding ke Candi Abang (24 Desember 2015)
Ingin merasakan tanjakan, kami pergi ke Candi Abang. Review perjalanan lengkapnya pernah saya tulis dalam blog (tautan). Di titik ini, Jaya mulai menggunakan equipment berupa helm. Saya saat itu masih belum memandang helm dan jersey sebagai kebutuhan bersepeda dan saya juga masih ragu apakah akan sering riding seperti ini, makanya masih menunda pembelian apparel dan perlengkapan bersepeda.
💡Fun Fact  Seperti pada umumnya orang yang baru bersepeda, dokumentasi adalah nomor utama. Di ride ini kami meminta Jaya membawa kamera DSLR. Ya, memang too much effort untuk bersepeda sambil membawa DSLR. Sebagai anak muda dengan hobi yang saat itu jarang digemari, pengakuan dan LIKE di media sosial serasa jadi sebuah kebutuhan.
Riding ke Candi Plaosan (5 Maret 2016)
Lagi-lagi destinasi ke candi, rasa-rasanya komunitas ini malah seperti rombongan penjelajah candi. Destinasi bersepeda sudah beberapa kali ke candi. Mulai riding ini saya sudah menggunakan apparel dan helm sepeda. Kemudian, KOMPAK kedatangan anggota baru, Dian.
Riding ke Curug Pulosari (22 Maret 2016)
Riding terjauh pertama kali. Ini pertama kalinya KOMPAK bersepeda dengan jarak di atas 10 kilometer. Curug Pulosari berada 23 km jauhnya dari kampus Akakom. Kami sebenarnya ragu dengan kemampuan bersepeda kami, tapi nyatanya kami berhasil. Konsistensi anggota dalam bersepeda mulai turun menyisakan 3 pendiri KOMPAK.
Kisah lengkap, baca di tautan ini.

Riding ke Spot Riyadi (25 Maret 2015)
Masih dengan 3 anggota enthusiast, kami ke Spot Riyadi. Merasakan tanjakan yang lebih kejam dari Candi Abang. Serius.
Night Ride ke Malioboro (16 April 2016)
Setelah merasakan rute-rute berat, kami memutuskan untuk bersepeda santai di perkotaan dan di waktu malam hari. Pesertanya cukup banyak. Dari ride ini bisa diambil kesimpulan bahwa bersepeda bisa banyak pesertanya jika rutenya di dalam kota dan foto-able.
Event Gowes Heritage 2016 (16 Mei 2016)
Masih dengan bersepeda santai, kali ini kami mengikuti fun bike yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Jogja dengan judul Gowes Heritage. Sesuai nama event-nya, rute bersepeda kali ini mengunjungi wisata-wisata sejarah Jogja yang ada di sekitar Kotagede. Lucunya di tengah perjalanan, beberapa anggota kami justru berpacu satu sama lain. Apalagi ketika mendekati finish, sepeda dipacu sekencang-kencangnya. Padahal MTB adalah sepeda yang sebenarnya ditujukan untuk area pegunungan, malah dipakai balapan di kota.
Riding ke Tebing Breksi (4 Februari 2017)
Patah hati membuat saya nekat mengajak anggota KOMPAK mendaki Tebing Breksi. Tebing Breksi waktu itu menjadi destinasi wisata yang sangat hits. Bayarannya adalah jalan menanjak tak kenal ampun. Kami hanya mampu menuntun sepeda kami saat kami mendekati lokasi tujuan.
KOMPAK mulai terengah-engah seperti kami yang melibas tanjakan Breksi dengan sisa tenaga.
Riding ke Candi Abang Lagi (7 Mei 2017)
Jarang bersepeda, kami memutuskan ke Candi Abang (lagi) bersama anggota baru stok lama, yaitu Utama. Kami mulai membuang nama KOMPAK dan mencari calon nama baru untuk komunitas sepeda kami. Pertimbangannya adalah saya sudah lulus dari Akakom, agak aneh untuk melekatkan nama kampus di nama komunitas.
Riding ke Puncak Bucu (21 Mei 2017)
Kami ke Puncak Bucu, destinasi dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari kampus. Iya. Memang tidak terlalu jauh, tapi rute yang salah membuatnya seperti perjalanan penuh siksaan. Kami harus melalui rute pendaki yang tidak bisa dilewati sepeda. Hampir 2 km mungkin kami memanggul sepeda di jalan setapak. Jangan percaya Google Maps saat Anda menuju ke daerah yang tidak dijangkau sinyal!
Kisah lengkap, baca di tautan ini.
Riding ke Spot Riyadi Lagi (6 Agustus 2017)
Masih dengan komunitas yang tanpa nama, bersama anggota baru stok lama, Rizal dan sepeda barunya. Di sini kemampuan Rizal belum menonjol di tanjakan.
Kisah lengkap ada di tautan ini.
Riding ke Pantai Samas (7 Oktober 2017)
Instagram diramaikan dengan postingan kebun bunga matahari. Salah, ternyata itu kebun cabe. Kami nekat melibas jarak 26 km dari Kilometer Nol Jogja. Mengunjungi banyak obyek wisata dalam sehari. Berangkat Subuh, pulang Ashar.
Kisah lengkap di tautan ini.

RE:CYCLE Era

Riding ke Pakem (22 Oktober 2017)
Setelah mempertimbangkan berbagai nama, dipilih RE:CYCLE untuk nama komunitas bersepeda baru kami. Sederhana saja, re dalam Bahasa Inggris bisa digunakan sebagai prefiks untuk menandakan sesuatu yang diulang. RE:CYCLE berarti bersepeda lagi, dengan harapan tumbuh semangat dan kemampuan yang baru dalam bersepeda. Selain itu juga karena nama KOMPAK terlalu general dan kurang unik.
Kemampuan Rizal di Kuda Liar terbukti di sini, tanjakan bukan berarti apa-apa dengan sepeda besinya. Sayangnya kami tidak sampai ke Kaliurang atas, mentok di Warung Ijo karena ada anggota yang pencernaannya bermasalah dan memilih untuk pulang. By the way, selain nama baru, kami juga merencanakan pembuatan jersey komunitas.

Logo RE:CYCLE

Riding ke Stonehenge (13 Januari 2018)
Rute ini saya ambil karena sebelumnya gagal ke Kaliurang, selain itu teman kantor juga berencana ke sini, makanya saya barengkan saja waktunya. Ini momen di mana kami memakai jersey komunitas bersama. Anggota lain mulai sibuk dan malah ada yang keluar dari grup karena sepertinya fokus persiapan nikah atau skripsi.

Riding ke Mangrove Kulonporogo (15 Juli 2018)
Mungkin ini riding terakhir yang terdokumentasi bersama RE:CYCLE, riding terjauh juga. Posisi destinasi adalah sejauh 50 kilometer dari Kilometer Nol Jogja. Total jarak pulang pergi sekitar 100 km. Berangkat Subuh pulang Isya’ karena sepeda Said mengalami malfungsi di rear derailleur sehingga perpindahan percepatan sangat terganggu dan irama pedalling sangat lambat.
Setelah ini, anggota RE:CYCLE satu per satu lulus. Ada yang pulang ke daerah dan masih menjalani hobi bersepedanya. Ada yang merantau di kota lain. Tersisa saya dan Jaya yang kadang masih ikut event sepeda komunitas lain di Jogja. Akhirnya saya juga pulang ke daerah pada tahun 2019. RE:CYCLE hanya tinggal grup dan jersey tanpa regenerasi.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Sistem Informasi

Definisi Menurut Wikipedia, sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis. Menurut Alter (1992), Sistem Informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Di tahun 2001, pengertian terbaru Sistem Informasi dikemukakan oleh Hall. Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai. Dapa

Kampus AKAKOM

  STMIK AKAKOM   adalah sekolah tinggi yang berkonsentrasi pada pendidikan komputer dan berada di bawah Yayasan Pendidikan Widya Bakti. Sekolah ini merupakan sekolah tinggi koputer pertama di Jogja dan Jawa Tengah. Didirikan pada tahun 1979 dengan Akta Notaris Nomor 43 tanggal 30 Juni 1979. Pada tahun 1985 nama AKAKOM menjadi AMIK AKAKOM dan akhirnya sejak tahun 1992 menjadi STMIK AKAKOM .  Alasan saya memilih bersekolah di  STMIK AKAKOM karena saya berminat untuk mempelajari pemrograman. Di SMA saya diajar oleh guru yang ternyata lulusan STMIK AKAKOM . Yang menarik, guru saya yang lulusan STMIK AKAKOM itu ternyata benar-benar pintar dalam bukan hanya pemrograman, tetapi juga grafis dan jaringan. Selain itu saat saya bertanya kepada saudara saya, sekolah ini berorientasi programmer.

Fender Mark Hoppus Jazz Bass

Mark Hoppus Jazz Bass diperkenalkan oleh Fender Musical Instruments Corporation pada tahun 2000. Ini pertama kali terlihat pada Blink-182 video musik untuk " Adam Song ". Fender Jazz Bass memiliki badan dengan desain string-through body dan bridge system serta leher dan pickup Fender Precision Bass. Model ini hanya menggunakan tombol volume tunggal dan tidak ada tombol nada. Warna Bass Sangat banyak model baru sejak diumumkan pada tanggal 15 Desember dari blog pickrset -nya Himynameismark.com, Fender akan merilis 2 model baru: See Through Surf Green dengan pickguard tortious mutiara See Through Mary-Kay White dengan pickguard tortious merah Ini dapat dilihat di sini http://www.pickrset.com/markhoppus/?p=1209 Baru Bass Model (Ash tubuh, skema terbalik Pickup.: Mary-Kay Putih (Custom "wajah smiley Inlays logo" di fretboard bersama dengan sebuah "Marktopus" stiker pada tubuh bass dekat bridge. Dibuat untuk Blink 182's Summer Tour)  Hitam (Ada dua ternyata